Melalui uji terbang
ini, Falcon Heavy mengincar predikat sebagai moda transportasi paling kuat ke
luar angkasa.
Roket tersebut
dirancang mengangkut beban seberat 64 ton—yang setara dengan lima bus tingkat
London—ke lingkaran orbit Bumi rendah. Adapun yang dimaksud dengan lingkaran
orbit bumi rendah adalah lingkaran edar di sekeliling bumi dengan ketinggian
2.000 kilometer di atas permukaan laut.
Menurut Musk, Falcon
Heavy bisa mengangkut bobot lebih dua kali lipat dari Delta IV Heavy—yang sejak
2004 menyandang gelar roket terkuat di dunia—namun dengan biaya pembuatan
sepertiga dari ongkos Delta IV Heavy.
Untuk uji terbang ini,
Elon Musk memasukkan mobil sports Tesla berwarna merah. Kemudian di dalam ruang
kemudi, dia memasang manekin berpakaian astronaut dan lagu Space Oddity yang
dinyanyikan mendiang David Bowie secara terus-menerus.
Jika semua tahapan
berhasil—yang akan diketahui 6,5 jam setelah peluncuran—mobil Tesla dan
penumpangnya akan dikirim mengelilingi Matahari hingga Planet Mars.
Apa yang bisa diangkut Falcon Heavy?
§
Satelit-satelit
intelijen dan militer AS dalam ukuran yang lebih besar. Selama ini ukuran
satelit disesuaikan dengan daya angkut roket.
§
Satelit dalam jumlah
lebih banyak. Musk pernah mengusulkan penciptaan jaringan ribuan pesawat
antariksa untuk mengantarkan broadband ke seluruh dunia.
§
Robot-robot berukuran
lebih besar dan lebih cerdas untuk dikirim ke Planet Mars atau ke planet lain,
seperti Jupiter, Saturnus, dan bulan-bulan planet tersebut.
§
Teleskop berukuran
besar. Pengganti Teleskop Hubble, yaitu Teleskop Antariksa James Webb, harus
dilipat seperti origami agar bisa masuk ke roket pendorong tahun depan.
Selain jumlah dan
bobotnya, biaya angkutan ke luar angkasa bisa ditekan mengingat roket pendorong
Falcon Heavy dapat dikembalikan ke Bumi dan digunakan lagi.
Dalam uji terbang,
setelah Falcon Heavy melesat, tiga dari roket pendorongnya kembali ke Bumi. Dua
mendarat di pesisir Florida sebelah selatan tempat peluncuran Kennedy, lainnya
bakal mendarat di kapal drone beberapa ratus kilometer lepas pantai.
Hal itu, menurut Elon
Musk, sepenuhnya mengubah teknologi antariksa.
"Roket pendorong
yang berat akan tamat," kata Musk.
"Ibaratnya
seperti mencoba menjual pesawat. Ada suatu perusahaan pesawat punya pesawat yang
bisa digunakan lagi, sedangkan perusahaan lain punya pesawat sekali pakai yang
jatuh menggunakan parasut dan jatuh entah di mana. Mungkin terdengar gila, tapi
begitulah bisnis roket," paparnya.